Senin, 25 Mei 2020

GAYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI


     A. Pengertian Kepemimpinan

Seperti manajemen, kepemimpinan (leadership) telah didefinisi­kan dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang ber­beda pula. Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefini­sikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. 
Bagaimana Menjadi Pemimpin yang Baik?
gambar dari glinds.com
Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut:
Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain - bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu menentukan status/ kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat ber­jalan. Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang mana­jer akan menjadi tidak relevan.
Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang di antara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan pemimpin secara langsung, meskipun dapat juga melalui sejumlah cara secara tidak langsung.
Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada para ba­wahan atau pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan penga­ruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sebagai contoh, se­orang manajer dapat mengarahkan seorang bawahan untuk melaksa­nakan suatu tugas tertentu, tetapi dia dapat juga mempengaruhi ba­wahan dalam menentukan cara bagaimana tugas itu dilaksanakan de­ngan tepat.

  1. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
Pendekatan perilaku membahas orientasi atau identifikasi pe­mimpin. Aspek pertama pendekatan perilaku kepemimpinan mene­kankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelom­poknya. Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus me­laksanakan dua fungsi utama : (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas ("task-related") atau pemecahan masalah, dan (2) fung­si-fungsi pemeliharaan kelompok ('group-maintenance") atau sosial. Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar - persetujuan dengan ke­lompok lain, penengahan perbedaan pendapat, dan sebagainya.

  1. Gaya-Gaya Kepemimpinan
Pandangan kedua tentang perilaku kepemimpinan memusatkan pada gaya pemimpin dalam hubungannya dengan bawahan. Para pe­neliti telah mengidentifikasikan dua gaya kepemimpinan : gaya de- - ngan orientasi tugas (task-oriented) dan gaya dengan orientasi karya­wan (employ ee-oriented). Manajer berorientasi tugas mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tu­gas dilaksanakan sesuai yang diinginkannya. Manajer dengan gaya ke­pemimpinan ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan dari­Pada pengembangan dan pertumbuhan karyawan. Manajer berorien­tasi karyawan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibanding mengawasi mereka. Mereka mendorong para anggota kelompok un­tuk melaksanakan tugas-tugas dengan memberikan kesempatan ba­wahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, mencipta­kan suasana persahabatan serta hubungan-hubungan saling memper­cayai dan menghormati dengan para anggota kelompok.

  1. Gaya kepemimpinan ideal ?
Telah terjadi perdebatan dalam waktu cukup lama untuk men­cari jawaban apakah ada gaya kepemimpinan normatif atau ideal. Perdebatan ini biasanya terpusat pada gagasan bahwa gaya ideal itu ada : yaitu gaya yang secara aktif melibatkan bawahan dalam pene­tapan tujuan dengan menggunakan teknik-teknik manajemen partisi­pasif dan memusatkan perhatian baik terhadap karyawan dan tugas. Gagasan ini didukung oleh beberapa penelitian dalam kepemimpinan yang dilakukan dari tahun 1940 sampai 1950, bahkan sampai tahun 1960-an, oleh seperti McGregor, Likert, Lewin serta Blake dan Mou­ton. Penelitian-penelitian teori motivasi sebelumnya juga mendukung bahwa pendekatan manajemen partisipatif sebagai yang ideal. Banyak para praktisi manajemen merasa konsep-konsep tersebut membuat peningkatan prestasi dan perbaikan sikap.
Di lain pihak, beberapa penelitian membuktikan pula bahwa pendekatan otokratik dibawah berbagai kondisi, pada kenyataannya lebih efektif dibanding pendekatan lain. Jadi, pengalaman-pengalam­an kepemimpinan mengungkapkan bahwa dalam berbagai situasi pen­dekatan otokratik mungkin yang paling baik, dalam berbagai situasi lain pendekatan partisipatif yang lebih efektif; atau pendekatan orientasi-tugas dibanding pendekatan orientasi-karyawan dari sisi lain. Kesimpulan yang dapat dibuat, bahwa kepemimpinan adalah kompleks dan gaya kepemimpinan yang paling tepat tergantung pada beberapa variabel yang saling berhubungan - seperti ditunjukkan pembahasan berikut.

  1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kepemimpinan
Seperti ditunjukkan teori-teori di muka, ada berbagai faktor yang mempengaruhi situasi kepemimpinan. Mary Parker Follett, yang mengembangkan hukum situasi, mengatakan bahwa ada tiga variabel kritis yang mempengaruhi gaya pemimpin, yaitu 1) pemimpin, 2) pengikut atau bawahan, dan 3) situasi. Ketiganya saling berhubung­an dan berinteraksi, seperti ditunjukkan gambar dibawah. Follett juga menyatakan bahwa para pemimpin seharusnya berorientasi pada ke­lompok dan bukan berorientasi pada kekuasaan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar