Rabu, 11 Desember 2019

The Art of War

Pada masa Tiongkok kuno hidup seorang jendral perang bernama Sun Tzu. Beliau merupakan ahli strategi militer yang ulung dan juga disebutkan bahwa beliau seorang filsafat besar dimasa itu. Bersamaan dengan itu ditulislah sebauh buku yang berjudul “the art of war”.

Hasil gambar untuk sun tzu
gambar ilustrasi (kickstarter.com)

Menurut wikipedia ‘the art of war’ (seni perang Sun Zi) adalah sebuah buku filsafat militer yang diperkirakan ditulis pada abad ke 6 oleh Su Zi (disebut juga Sun Tzu). Buku ini membahas berbagai strategi dan motede perang.

Buku ini menjadi terkenal sampai hari ini. Meskipun ditulis pada abad sebelum masehi (400 – 320 SM) akan tetapi strategi perang ini masih relevan digunakan saat ini. Tidak heran sehingga tak hanya dipakai dalam dunia militer tapi juga kerap dipraktekan sebagai taktik dalam berbisnis.

Sun Zi Bingfa dalam bentuk buku dari bambu (wikipedia)
Berikut ini beberapa kutipan dari The art of war yang terkenal itu;
  • Perang adalah hal yang sangat penting untuk Negara; soal hidup atau mati, jalan menuju kehidupan atau kehancuran. Oleh karena itu, wajib mempelajarinya dengan seksama.
  • Peperangan didasarkan atas tipu muslihat :


Jika anda dekat musuh, buatlah seolah-olah anda jauh.
Jika anda masih jauh, buatlah seolah-olah anda sudah dekat.
Ulurkan umpan untuk memancing musuh.
Serang musuh, jika mereka dalam keadaan kacau.
Hindari musuh jika mereka lebih kuat.
Jika musuh anda mudah marah, ganggulah mereka.
Jika mereka sombong doronglah egotisme(sikap terlalu banyak membicarakan diri sendiri) mereka.
Jika pasukan musuh lebih siap setelah ditata kembali, cobalah buat mereka letih.
Jika mereka bersatu dengan baik, cobalah sebar bibit pertikaian diantara mereka.
Serang musuh dimana mereka sedang lengah, dan muncullah dimana anda tidak diperkirakan.
  • Kemenangan yang cepat adalah tujuan utama perang. Jika peperangan terlalu lama, senjata-senjata menjadi tumpul dan moral menurun. Jika tentara terlibat dalam perang yang berkepanjangan, sumber daya Negara akan terkuras. Makanya kita pernah mendengar mengenai serangan cepat yang bodoh dalam peperangan, namun kita belum pernah mendengar mengenai operasi cerdik yang berkepanjangan.
  • Biasanya dalam perang, kebijakan terbaik adalah mengambil alih suatu Negara dalam keadaan utuh. Sementara menghancurkannya bukanlah kebijakan yang baik. Menawan keseluruhan tentara musuh adalah lebih baik daripada menghancurkannya. Demikian pula untuk menawan secara utuh suatu resimen, kompi, atau regu adalah lebih baik daripada menghancurkannya. Karena, memperoleh seratus kemenangan dari seratus pertempuran bukanlah keahlian yang utama. Menundukkan musuh tanpa pertempuran adalah keterampilan yang sangat tinggi. Mereka yang ahli perang dapat menundukkan musuh tanpa pertempuran.
  • Seni untuk menggunakan pasukan adalah sebagai berikut-

Jika kekuatan anda sepuluh kali musuh anda, kepunglah mereka.
Jika kekuatan anda lima kali dari musuh anda, seranglah mereka.
Jika kekuatan anda dua kali dari musuh anda,  pecahlah mereka.
Jika kekuatan anda  sama dengan musuh anda, anda dapat menghadapi mereka dengan rencana yang baik.
Jika kekuatan anda lebih lemah dari musuh anda, usahakanlah supaya anda dapat mundur.
Jika dalam semua hal anda sangat tidak setara, hindarilah musuh anda. 
  • Ketahuilah musuh anda dan anda sendiri, dan didalam seratus pertempuran, anda tidak akan dapat dikalahkan. Jika anda tidak tahu mengenai musuh anda, tetapi anda mengetahui mengenai diri sendiri, peluang anda untuk menang dan kalah sama. Jika anda tidak tahu mengenai musuh dan diri anda sendiri, sudah pasti anda akan dikalahkan di setiap pertempuran.
  • Mereka yang datang lebih dahulu ke medan perang dan menunggu musuh dapat merasa agak santai, mereka yang datang kemudian ke medan perang dan lalu tergesa-gesa bertempur akan letih. Oleh karena itu, mereka yang terampil dalam perang adalah yang membuat musuh datang ke medan perang, dan bukannya dibuat oleh musuh supaya datang ke medan perang. Jadi, jika musuh dalam keadaan santai, letihkanlah mereka; jika musuh cukup makan, buatlah mereka kelaparan; jika musuh sedang beristirahat, buatlah mereka supaya bergerak.
  • Analisislah rencana musuh, sehingga anda tahu kekurangan mereka maupun kekuatan mereka. Ganggulah mereka supaya anda tahu pola gerakannya. Pancinglah mereka, supaya anda tahu watak mereka dan memastikan posisi mereka. Lancarkanlah serangan penyelidikan untuk mengetahui di mana kekuatan mereka sangat banyak dan dimana yang sangat sedikit. Menurut situasi inilah rencana dibuat untuk kemenangan, namun kebanyakan orang tidak memahaminya.
  • Seorang tentara adalah seperti air. Sama halnya ketika air mengalir menghindari ketinggian dan mengalir ke dataran rendah, maka tentara harus menghindari tempat yang kuat dan menyerang tempat yang lemah. Sebagaimana air mengalir menurut keadaan tanah, maka tentara berusaha mencari kemenangan menurut situasi musuh. Dan sebagaimana air tidak mempunyai bentuk yang tetap, di peperanganpun tidak ada keadaan yang tetap. Jadi seseorang dapat menang dengan mengubah-ubah taktiknya sesuai dengan keadaan musuh.
  • Jika anda memutuskan untuk bertempur, jangan umumkan maksud atau rencana anda. Lakuanlah “hal-hal sebagaimana biasanya”.
  • Pemimpin yang tidak ahli menyelesaikan konflik mereka di pengadilan dan dipertempuran. Perencana strategi yang cerdas jarang datang ke pertempuran atau pengadilan; mereka biasanya mencapai tujuan-tujuan melalui penempatan posisi dengan baik jauh sebelum konfrontasi.
  • Jika anda memutuskan untuk menantang pasukan lain, perhitungan, perkiraan, analisis, dan penempatan posisi yang banyak akan membawa kemenangan. Sementara itu jika kurang perhitungan akan mendatangkan kekalahan.
  • Pemimpin yang ahli tidak membiarkan strategi membatasi serangan balasan yang kreatif. Tidak juga perintah dari mereka yang jauh tiba-tiba mencampuri manuver spontan yang langsung terjadi di lapangan.
  • Jika sudah pasti unggul dibandingkan dengan pesaing, para pemimpin yang ahli tidak terus menyerang. Mereka mempertahankan posisi mereka dan memberi kesempatan pada musuh mereka untuk menyerah atau bergabung. Mereka tidak membiarkan kekuatan mereka dirusakkan oleh orang-orang yang tidak memiliki kepentingan apa pun.
  • Para perencana strategi yang cerdas membuat banyak ilusi dan menyamarkan kawasan-kawasan konfrontasi utama, sehingga lawan membagi kekuatan mereka untuk berusaha mempertahankan banyak kawasan. Ciptakanlah penampilan yang membingungkan, menakutkan dan rentan sehingga musuh terpancing untuk menyerang ilusi ini.

Diolah dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar