Jumat, 29 November 2019

MANAJER DALAM MANAJEMEN


 A.  Peran Manajer dalam Organisasi

Manajer adalah seorang perencana, pengorganisasi, pemimpin (atau pengarah) dan pengawas. Manajer dapat diklasifikasikan dengan dua cara, yaitu: berdasarkan tingkatan manajemen dalam suatu organisasi dan berdasarkan kegiatan-kegiatan organisasi untuk mana mereka bertanggung jawab.

Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dima-inkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudi-an mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok. yang pertama adalah peran antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran seba-gai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Yang kedua adalah peran informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. Yang ketiga adalah peran pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.

B.   Tingkatan Manajer

Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi manajer menjadi tiga golongan yang berbeda, yaitu:
1.      Manajer Lini-pertama (First Line Manager)
    Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Disebut manak\jemen lini/garis-pertama (first-line atau first-level). Para manajer ini sering disebut dengan kepala atau pimpinan (leader), mandor (foreman), dan penyelia (supervisor). Misalnya adalah: mandor dalam pabrik, kepala seksi yang langsung membawahi tenaga administrasi dan pembukuan.
2.      Manajer menengah (Middle Manager)
    Manajemen menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional. Para manajer ini sering disebut manajer departemen, kepala pengawas (superintendents), dan sebagainya. Misalnya kepala bagian yang membawahi beberapa kepala seksi, atau kepala sub divisi yang membawahi beberapa kepala bagian.
3.      Manajer puncak (Top Manager)
Lazimnya menyebut manajer puncak sebagai General Manajer, Presiden Direktur, CEO (Chief Executive Officer). Klasifikasi manajer tertinggi ini terdiri dari sekelompok kecil eksekutif. Manajemen puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi. Sebutan bagi manajer puncak adalah direktur, presiden, kepala divisi, wakil presiden senior, dan sebagainya.
Tingkatan-tingkatan manajemen dalam suatu organisasi dapat digambarkan sebagai berikut:



C.  Keahlian-keahlian Manajemen

Keahlian manajemen (managerial skills) yang diperlukan oleh setiap orang yang terlibat dalam kegiatan organisasi, khususnya organisasi bisnis. Keahlian-keahlian tersebut meliputi sebagai berikut:
1.      Keahlian teknis (technical skills), yaitu, seperti mengoperasikan komputer, mendesain bangunan, membuat layout perusahaan, dan lain sebagainya.
2.      Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (human relation skills), keahlian dalam bernegosiasi, memotivasi, meyakinkan orang, dan lain sebagainya.
3.      Keahlian konseptual (conceptual skills), berpikir secara abstrak, sistematis, mendiagnosa dan menganalisis ber­bagai masalah bahkan keahlian untuk mem­prediksi di masa yang akan datang.
4.      Keahlian dalam pengambilan keputusan (decision making skills), mengidentifikasi masalah sekaligus menawarkan berbagai alternatif solusi atas permasalahan yang dihadapi.
5.      Keahlian dalam mengelola waktu (time management skills), memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien.

D.    Keterampilan Manajer


Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keteram-pilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:

1.   Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang konkret itu biasa-nya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga merupakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.

2.   Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka ke-pada atasan. Keterampilan berkomunikasi diper-lukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.

3.   Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misal-nya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.

Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Grin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimi-liki manajer, yaitu:

1.   Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada ke-mampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Grin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Co-ach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bah-wa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per me-nit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.

2.   Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam meme-cahkannya. Kemampuan membuat keputusan ada-lah yang paling utama bagi seorang manajer, ter-utama bagi kelompok manajer atas (top manager). Grin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus men-definisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Ke-dua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang diang-gap paling baik. Dan terakhir, manajer harus meng-implementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.

E.      Etika

Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka. Ada tiga kategori klasifikasi menurut Ricky W. Grin:
·         Perilaku terhadap karyawan Perilaku terhadap organisasi
·         Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
·         Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar